Mimpi Nabi Yusuf
BERITA ISLAM - Sajadah
Muslim - Yusuf adalah putra Nabi Ya’qub, diantara dua belas orang
anak-anak Ya’qub, Yusuf dan Bunyaminlah yang paling dicintai. Hal ini
menimbulkan iri hati saudara-saudaranya yang lain. Yusuf wajahnya sangat
tampan, lebih tampan dari pada saudara-saudaranya yang lain. Bentuk tubuhnya
sangat bagus. Terlebih setelah ibunya (Rahil) meninggal dunia maka ia makin
disayang oleh ayahnya. Pada suatu malam ia bermimpi, ia melihat sebelas bintang
bulan dan matahari bersujud kepadanya. Esok harinya ia ceritakan hal itu kepada
ayahnya. “Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu. Matahari adalah ayahmu,
bulan adalah ibumu. Semua akan menghormatimu, kelak kau akan jadi orang besar,
maka jangan sampai saudara-saudaram tahu. Jika saudamu tahu mereka akan
mencelakakanmu.”
Namun
tanpa setahu Yusuf dan ayahnya ternyata salah seorang saudaranya mengetahu
pembicaraan ayahnya itu. Sejak saat itu mereka makin membenci Yusuf dan
selalu berusaha mencelakakannya. Pada suatu hari mereka meminta izin kepada
Nabi Ya’qub untuk mengajak Yusuf berburu binatang. Mula-mula Nabi Ya’qub tidak
mengijinkan, tapi setelah mereka menunjukkan kesanggupannya menjaga Yusuf dai
bahaya maka Nabi Ya’qub tidak melarangnya lagi. Yusuf boleh ikut berburu,
tinggal bunyamin yang menemani Nabi Ya’qub dirumah. Di tengah hutan, setelah
berburu tiba-tiba mereka menangkap Yusuf. “Hei, mau kalian apakan aku ini ?
protes Yusuf. “Diam ! “bentak salah seorang kakaknya. Mereka hendak membunuh
Yusuf, namun tidak sampai hati, salah seorang mengusulkan agar dimasukkan saja
ke dalam sumur. Pasti ada khalifah yang akan mengambilnya dan Yusuf pasti akan
dijual sebagai budak. Dengan demikian Yusuf tersingkir dari keluarga Ya’qub,
usul itu disetujui.
Demikianlah Yusuf yang masih kecil tak berdaya
ketika saudara-saudaranya yang lebih besar memasukkannya ke dalam sumu.
Sebelumnya baju Yusuf telah dilepas. Mereka kemudian membunuh hewan, darahnya
ditumpahkan ke baju Yusuf, setelah pulang mereka berkata bahwa Yusuf telah
dimakan serigala hingga bajunya berlumuran darah. Nabi Ya’qb sangat sedih
mendengar hal itu, demikian sangat kesedihannya sehingga selalu menangis dan
sampai-sampai matanya menjadi buta.
Yusuf Menjadi Budak Belian
Tidak
berapa lama Yusuf di dalam sumur, ada serombongan Kafilah yang hendak mengambil
air. Mereka menemukan Yusuf, maka Yusuf dibawaii sebagai tawanan, mereka akan
menjualnya di negeri Mesir. Sesampai di Mesir Yusuf benar-benar dijual sebagai
budak, pembelinya seorang menteri kerajaan bernama Kitfir, kemudian menteri
tersebut menyerahkan Yusuf kepada istrinya yaitu Zulaiha. Kitfir dan Zulaiha
tidak mempunyai anak, mereka brmaksud mnjadikan Yusuf sebagai anak angkatnya.
Kini Yusuf hidup dilingkungan istana Kerajaan Mesir, makin lama makin tampaklah
bahwa Yusuf seorang pemuda yang tampan lagi cerdas. Zulaiha kemudian
mengangkatnya sebagai kepala pelayan di istana.
Zulaikha Tergoda Ketampanan Nabi Yusuf
Sebagai
pemuda yang tampan dan ramah Yusuf telah menarik perhatian Zulaiha, bukan
sebagai ibu dan anak, Zulaiha tertarik kepada Yusuf sebagai seorang wanita
kepada lelaki dewasa. Pada suatu hari, disaat suaminya pergi, Zulaiha
mengenakan pakaiannya yang terbaik, bau parfum tersebar diseluruh tubuhnya, ia
menghampiri Yusuf di kamarnya. Yusuf berdebar kencang saat melihat penampilan
Zulaiha yang lain dari biasanya. Begitu menyolok dan merangsang. Berkata
Zulaiha kepada Yusuf : “Marilah Yusuf, seluruh jiwa dan ragaku kuserahkan
kepadamu. “Yusuf hampir tergoda, namun ia segera ingat kepada Tuhan, ia pun
berkata : “Aku berlindung kepada Allah dai perbuatan maksiat ini. Bagaimanakah
aku akan melakukan perbuatan ini, sedang suamimu adalah Tuanku yang telah
memuliakan dan berbuat baik kepadaku, adalah tidak patut jika suatu kebaikan
dibalas dengan penghinaan.”
Akan tetap hati dan pikiran Zulaiha telah
dikuasai nafsu dan tergoda bujukan iblis. Ia tak menghiraukan peringatan Yusuf.
“Yusuf” desah Zulaiha sambil menghambur dan memeluk Yusuf erat-erat. Tidak
seorang pun melihat kita. Tidak ada yang mengetahui perbuatan kita. “Allah
mengetahuinya ! “Jawab Yusuf sambil berontak melepaskan diri, buru-buru ia
melahikan diri dari dalam kamar. Zulaiha mengejar dan berhasil memegang baju
belakang Yusuf. Ia berharap Yusuf akan berhenti dan mau melayaninya. Tapi Yusuf
terus berlari sehingga bajunya robek dibagian belakang. Di saat demikian tiba-tiba
Kitfir dating, Zulaiha segera menghampiri suaminya dan berkata : “Yusuf hendak
memaksaku melakukan perbuatan mesum. “Tidak ! “Sahut Yusuf. “Dialah yang
memaksa saya untuk melakukan perbuatan keji itu.”
Terjadilah saling tuduh menuduh, disaat demikian
datanglah tetangga dekat sekaligus sebagai penengah, berkata tetangga itu :
“Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek dibagian depan berarti dia hendak
memaksa Zulaiha berbuat mesum. Jika bajunya robek dibelakang itu pertanda
Zulaiha yang memaksa Yusuf berbuat maksiat. “Kitfir memeriksa dan ternyata baju
Yusuf robek di bagian belakang, betapa malu pembesar kerajaan Mesir itu.
Ternyata istrinya sendiri yang telah berbuat salah. Kitfir menghampiri Yusuf
dan berkata : “Rahasiakanlah peristiwa ini, simpan baik-baik, jangan ada orang
yang tahu, dan kamu Zulaiha mohonlah ampun kepada Tuhanmu atas dosa yang telah
kau lakukan, bertaubatlah Kepada-Nya dengan Taubat yang sebenarnya.”
Para Wanita Terpesona Dengan Nabi Yusuf
Walau
sudah diusahakan agar tidak bocor tapi peristiwa Zulaiha dengan anak angkatnya
itu akhirnya terdengar juga oleh tetangga kanan kiri. Para wanita baik tua
maupun muda sama mempergunjungkannya. Zulaiha merasa malu, dalam hati ia
berkata : “Mereka belum pernah melihat Yusuf karena selama ini Yusuf selalu
berada di dalam rumah. Coba andakata mereka sudah melihatnya, pasti lebih
tergila-gila dari pada aku. “Pada suatu hai Zulaiha mengundang para wanita yang
telah mempergunjingkannya, setiap wanita yang dating diberi buah-buahan dan
sebilah pisau yang tajam untuk mengupas buah-buahan yang dihidangkan itu.
Disaat para wanita itu asyik mengpas buah dengan pisau ditangannya, Zulaiha
memerintahkan pelayan untuk memanggil Yusuf agar berjalan diruang tamu.
Semua orang terbelalak kagum ketika melihat
penampilan Yusuf yang ganteng dan tampan itu. Semua tercengang dan sejenak lupa
diri. “Inilah pemuda yang kalian gunjingkan, ternyata kalian juga mengagumi
kegantengannya, sehingga tanpa sadar kalian telah mengupas kulit tangan kalian
sendiri, “Kata Zulaiha. Yusuf segera masuk ke dalam, pada saat itulah para
wanita tadi baru tersadar bahwa yang mereka kupas bukan buah yang dipegangnya
tapi tangan mereka sendiri, darah bercucuran, suasana jadi panic, dengan
tersipu malu mereka segera kembali pulang ke rumah masng-masing. Namun issu
tentang Zulaiha dan Yusuf masih terus merebak ke seluruh penjuru. Para wanita
masih mempergunjingkannya. Untuk menutupi rasa malunya maka Kitfir akhirnya
memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Hal ini dilakukan secara terpaksa bahwa
walaupun Yusuf benar dan Zulaiha salah namun Yusuf yang masuk penjara.
Nabi Yusuf Dipenjara
Memang
tak ada jalan lain bagi Kitfir, Yusuf harus dipenjara, jika tidak Zulaiha akan
terus tergoda dan siapa tahu lama-lama Yusuf tidak mampu mempertahankan
kesuciannya ? Berangkat dari pemikiran inilah Kitfir menjebloskan Yusuf ke
dalam jeruji besi. Di dalam penjara ada dua orang pelayan raja, yang pertama
bernama Nabo kepala bagian minuman. Kedua bernama Malhab kepala bagian makanan
kue-kue. Keduanya dituduh hendak membunuh Raja dengan menaruh racun dalam
makanan dan minuman. Di dalam penjara Yusuf mengajak kedua orang itu untuk
bertaubat, beribadah kepada Allah saja.
Pada suatu hari Nabo menceritakan mimpinya
kepada Yusuf : “Aku bermimpi memeras anggur yang akan kujadikan khamar. “ Nabo
minta Yusuf mengartikan mimpi itu, dengan tenang dan yakin Yusuf menerangkan
arti mimpi Nabo : “Bergembiralah kau Nabo. Sebentar lagi kau akan dibebaskan
dari penjara, kau akan diterima lagi sebagai kepala bagian minuman Raja karena
tuduhan terhadapmu tidak terbukti. “Malhab menceritakan mimpinya dan meminta
Yusuf mengartikannya : “AKu telah bermimpi membawa kue di atas kepalaku, ketika
itulah seekor burung datang memakan kue itu. “Sayang sekali Malhab, kata Yusuf,
“Kau akan mengalami nasib buruk, tuduhan terhadapmu terbukti : Raka akan
menghukum kau sampai mati di tiang salib. Mayatmu akan dimakan burung buas
mulai dari kepalamu.”
Beberapa hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti
kebenarannya, Nabo dibebaskan dari tuduhan dan diperbolehkan bekerja di istana
lagi, sedang Malhab dihukum mati karena terbukti kesalahannya hendak meracuni
Raja. Sebelum keluar dari penjara, Yusuf telah berpesan kepada Nabo agar
menyampaikan keadaannya di dalam penjara. Ia ingin raja meninjau kembali
keputusannya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Justru Zulaihalah yang
bersalah. Namun setan membuat Nabo jadi lupa sehingga Yusuf tetap berada di
dalam penjara selama beberapa tahun lagi.
Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Raja Mesir
Pada
suatu hari Raja Mesir memanggil semua penasihat dan tukang ramalnya, tadi malam
sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor lembu kurus memakan tujuh ekor lembu yang
gemuk-gemuk. Dan melihat tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai
gandum kering. Para penasihat, dukun, tukang ramal diperintah untuk mengartikan
mimpi sang Raja. Namun tidak ada seorang pun yang mampu memberikan jawaban yang
memuaskan. Raja sangat kecewa, untunglah Nabo ingat akan kepandaian Yusuf
sewaktu berada dipenjara. Ia mengatakan hal itu kepada Raja. Bahwa ada seorang
pemuda yang pandai mengartikan mimpi dengan tepat.
Raja kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf
dipenjara dan minta Yusuf agar mau mengartikan mimpi tersebut. Yusuf bukan
hanya bersedia mengartikan mimpi tersebut, ia malah menerangkan jalan keluar
dari arti mimpi sang Raja itu. Berkata Yusuf : “Mesir akan mengalami masa subur
selama tujuh tahun dan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun. “Oleh sebab
itu, “sambung Yusuf, hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur harus disimpan
baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Untuk persediaan tujuh tahun masa
paceklik. “Nabo kembali menghadap Raja, setelah disampaikan arti mimpi itu sang
Raja merasa senang. Disaat itulah Nabo menyampaikan pesan Yusuf agar sang Raja
mau mengadili Yusuf dengan seadil-adilnya karena sesungguhnya ia tidak
bersalah. Perkara Yusuf pun diselidiki dan setelah terbukti ia tidak bersalah
sang raja membebaskannya dari penjara.
Nabi Yusuf Menjadi Menteri Ekonomi Kerajaan Mesir
Setelah
Sang Raja mengetahui kebenaran dan kesucian Yusus, ia makin tertarik. Terlebih
setelah diketahuinya bahwa Yusuf itu orang yang cerdas sehingga mampu
memberikan jalan keluar persoalan Ekonomi kerajaan Mesir, maka sang Raja
akhirnya memanggil Yusuf untuk diangkat sebagai Menteri Ekonomi. Yusuflah yang
mengepalai perbendaharaan Negara, ia menjadi kepala gudang aga dapat
menanggulangi keserakahan para pejabat korup dan penindasan mereka terhadap
rakyat kecil terutama jika nanti tiba musim paceklik.
Paceklik di Tanah Mesir
Apa
yang diucapkan Yusuf menjadi kenyataan, sesudah berlangsung masa subur selama
tujuh tahun maka datanglah masa paceklik. Masa paceklik itu juga melanda daerah
Palestina tempat tinggal Nabi Ya’qub dan saudara-saudara Yusuf. Negeri
Palestina yang tidak tahu menahu bakal datangnya kemarau panjang itu tentu
kelabakan. Rakyatnya banyak yang menderita kelaparan. Mereka mendengar di
Negeri Mesir banyak tersedia bahan makanan dan boleh ditukar dengan emas oleh
umum, anak-anak Nabi Ya’qub bermaksud pergi ke Mesir. Pada waktu itu Bunyamin
tidak ikut serta. Sewaktu mereka tiba di Mesir dan menukar emasnya dengan
gandum mereka sama sekali tidak mengira bahwa kepala gudang perbendaharaan
Negeri Mesir adalah Yusuf saudara mereka sendiri. Yusuf mengetahui mereka namun
pura-pura tidak mengetahuinya.
Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu
terhormat, dijamu dengan makanan yang lezat-lezat, mereka juga diberi bekal
pejalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap hendak pulang ke Palestina, Yusuf
berkata kepada mereka : “Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnya Bunyamin)
jika tidak kamu bawa lain kali kalian tidak kuperbolehkan masuk negeri Mesir
dan tidak boleh membeli bahan makanan disini. Mereka kaget mendengar ucapan
sang menteri. Tak disangka sang menteri mengetahui bahwa mereka masih mempunyai
saudara lagi yaitu Bunyamin.
Bunyamin Bertemu Yusuf
Ketika
mereka tiba di rumah dan membuka karung gandum, ternyata emas-emas yang mereka
tukarkan berada di dalam karung bersama gandum. Mereka heran dan segera
melaporkan kepada ayah mereka Nabi Ya’qub. “Sungguh aneh ? “gumam Nabi Ya’qub.
Ketika merekan mengatakan keinginan Menteri Ekonomi agar mereka mau membawa
Bunyamin ke Mesir, Nabi Ya’qub langsung menolak. Ia kuatir Bunyamin akan
mengalami nasib serupa Yusuf dahulu. “Jika kami tidak boleh membawa Bunyamin
maka kam tidak boleh memasuki Negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan
makanan lagi, “kata mereka. “Nabi Ya’qub tetap tidak memperbolehkan Bunyamin
dibawa pergi. Trauma atas kehilangan Yusuf masih menghantui dirinya. Namun ketika
persediaan bahan makanan semakin menipis, maka tak bisa tidak mereka harus
pergi ke Mesir lagi.
“Bersumpalah atas Nama Tuhan, “Kata Nabi Ya’qub.
“Bahwa kalian harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika
terjadi sesuatu kalian harus membelanya sampai titik darah terakhir. “Mereka
serentak menyatakan kesedihannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi
Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali. Demikianlah, untuk kali yang
kedua mereka pergi ke Mesir. Yusuf sebenarnya tak kuat menahan diri begitu
melihat saudara-saudaranya datang membawa Bunyamin. Ia ingin segera memeluk
Bunyamin erat-erat karena sudah lama tidak bertemu dengan adik kandungnya itu.
Namun untuk sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu bahwa ia
adalah Yusuf yang pernah mereka masukkan ke dalam sumur. Ia mencari cara agar
Bunyamin dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf
kemudian meletakkan piala raja yang terbuat dari emas di karung Bunyamin.
Untuk sementara Yusuf membiarkan
saudara-saudaranya berjalan ke luar kota. Namun tidak lama kemudian ia
memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan saudara-saudaranya itu. Mereka
terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti. “Raja
kami kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya,
siapa yang menemukan piala itu akan diberi hadiah gandum satu tunggangan unta.
Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, “Kata saudara-saudara
Yusuf. Dan kami bukanlah termasuk orang-orang yang mencuri. Para prajurit
berkata : Apakah hukuman bagi orang yang melakukan pencurian itu ? Hukumannya
adalah menjadi budak, itulah tebusan dari perbuatannya, jawab saudara-saudara
Yusuf.
Prajurit itu kemudian menggeledah tiap karung
dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka menemukannya di dalam karung
Bunyamin, tanpa kompromi lagi, Bunyamin dibawa menghadap Menteri Perekonomian
yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain diperbolehkan pulang. Yahudza
tak ikut pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah berjanji melindungi
Bunyamin dari segala marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bisa ia bawa
pulang. Yahudza bersumpah tidak akan pulang sebelum membawa Bunyamin atau
ayahnya sendiri memanggilnya pulang. Sementara itu Bunyamin gemetar saat dihadapkan
kepada Menteri Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan pejabat tinggi
di istana kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tap hal itu tak berlangsung lama
karena Yusuf segera memeluknya dan mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri
Ekonomi itu. Pertemuan kakak beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin
menangis terisak-isak, ia segera menceritakan nasib ayahnya di Palestina.
Betapa menderitanya sang ayah sejak ditinggal Yusuf setiap hari ayahnya
menangis sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat lagi.
Impian Nabi Yusuf Menjadi Kenyataan
Begitu
mengetahui Sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa Bunyamin, Nabi Ya’qub
terpukul jiwanya. Ia bnear-benar sedih. Sudah kehilangan Yusuf kini Bunyamin
dijadikan budak oleh penguasa Negeri Mesir. Dari hari ke hari tampak nian
kesedihan Nabi Ya’qub, kini ia lebih suka menyendiri di mihrabnya (tempat
ibadah). Hanya Tuhan tempatnya mengadu dan berkeluh kesah. Pada suatu hari ia
mendapat ilham bahwa Yusuf itu masih hidup dan tak lama lagi ia akan berjumpa
dengan anak yang sangat dicintainya itu. Nabi Ya’qub kemudian memerintahkan
anak-anaknya mengembara ke Mesir : “ Carilah kabar tentang Yusuf di Mesir dan
berusahalah membebaskan Bunyamin agar dapat pulang. Karena tak sampai hati
melihat penderitaan ayahnya, anak-anak Nabi ya’qub itu akhirnya pergi ke Mesir
lagi. Mereka langsung menghadap Menteri Ekonomi. Di samping hendak meminta
bantuan makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan
Bunyamin.
“Ayah kam sangat bersedih sejak kehilangan
Yusuf, terlebih setelah Bunyamin juga tak dapat kembali pulang. Kami
benar-benar mengharap belas kasih Paduka agar mau membebaskan Bunyamin sehingga
dapat mengurangi penderitaan ayah kami. Akhirnya Yusuf tak sampai hati
mendengar penuturan saudara-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil
tersenyum ia berkata : “Masih ingatkah kalian, kepada saudaramu Yusuf yang
kalian lemparkan ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya
seorang diri seperti barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap
tangisnya dan kalian terus saja pulang tanpa merasa bersalah. Mendengar ucapan
sang menteri mereka terkejut, bagaimana menteri itu bisa mengetahu perkara
rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling pandang. Perlahan-lahan
mereka mengamati wajah sang menteri. Senyumnya, wajahnya, bentuk tubuhnya dari
atas hingga bawah, dan akhirnya hamper berbarengan mereka berucap : “Engkau
Yusuf !”
“Benarlah ! “Jawab Yusuf, “akulah Yusuf dan
inilah adikku Bunyamin. Allah dengan Rahmat-Nya telah mengakhiri penderitaanku
dan ujian berat yang telah kualami. Dan dengan rahmat-Nya pula kami dikaruniai
rezeki berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barang siapa
yang bersabar, bertakwa dan bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjaran-Nya.
“Saudara-saudara Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu ? Terbayang kembali
perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Mereka kuatir bila Yusuf
membalas dendam. Tapi ternyata Yusuf bukanlah orang yang pendendam, mereka
dimaafkan. Yusuf kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada
saudara-saudaranya.
“Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah,
insya Allah beliau dapat melihat kembali. Kemudia ajaklah ayah dan ibu ke Mesir
secepatnya. Aku sudah tak sabar untuk bertemu. “Demikianlah, setelah mereka
datang di Palestina, baju gamis Yusuf segera diusapkan di kedua belah mata
ayahnya, atas kehendak Allah Nabi Ya’qub yang buta bisa melihat kembali. Nabi
ya’qub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi permintaan Yusuf. Kini
lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul dengan seluruh
keluarganya, Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tirinya) ke singgasananya. Apa yang
pernah diimpikannya dul sekarang menjadi nyata.
Sumber dari : http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/
Demikianlah Yusuf yang masih kecil tak berdaya ketika saudara-saudaranya yang lebih besar memasukkannya ke dalam sumu. Sebelumnya baju Yusuf telah dilepas. Mereka kemudian membunuh hewan, darahnya ditumpahkan ke baju Yusuf, setelah pulang mereka berkata bahwa Yusuf telah dimakan serigala hingga bajunya berlumuran darah. Nabi Ya’qb sangat sedih mendengar hal itu, demikian sangat kesedihannya sehingga selalu menangis dan sampai-sampai matanya menjadi buta.
Akan tetap hati dan pikiran Zulaiha telah dikuasai nafsu dan tergoda bujukan iblis. Ia tak menghiraukan peringatan Yusuf. “Yusuf” desah Zulaiha sambil menghambur dan memeluk Yusuf erat-erat. Tidak seorang pun melihat kita. Tidak ada yang mengetahui perbuatan kita. “Allah mengetahuinya ! “Jawab Yusuf sambil berontak melepaskan diri, buru-buru ia melahikan diri dari dalam kamar. Zulaiha mengejar dan berhasil memegang baju belakang Yusuf. Ia berharap Yusuf akan berhenti dan mau melayaninya. Tapi Yusuf terus berlari sehingga bajunya robek dibagian belakang. Di saat demikian tiba-tiba Kitfir dating, Zulaiha segera menghampiri suaminya dan berkata : “Yusuf hendak memaksaku melakukan perbuatan mesum. “Tidak ! “Sahut Yusuf. “Dialah yang memaksa saya untuk melakukan perbuatan keji itu.”
Terjadilah saling tuduh menuduh, disaat demikian datanglah tetangga dekat sekaligus sebagai penengah, berkata tetangga itu : “Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek dibagian depan berarti dia hendak memaksa Zulaiha berbuat mesum. Jika bajunya robek dibelakang itu pertanda Zulaiha yang memaksa Yusuf berbuat maksiat. “Kitfir memeriksa dan ternyata baju Yusuf robek di bagian belakang, betapa malu pembesar kerajaan Mesir itu. Ternyata istrinya sendiri yang telah berbuat salah. Kitfir menghampiri Yusuf dan berkata : “Rahasiakanlah peristiwa ini, simpan baik-baik, jangan ada orang yang tahu, dan kamu Zulaiha mohonlah ampun kepada Tuhanmu atas dosa yang telah kau lakukan, bertaubatlah Kepada-Nya dengan Taubat yang sebenarnya.”
Semua orang terbelalak kagum ketika melihat penampilan Yusuf yang ganteng dan tampan itu. Semua tercengang dan sejenak lupa diri. “Inilah pemuda yang kalian gunjingkan, ternyata kalian juga mengagumi kegantengannya, sehingga tanpa sadar kalian telah mengupas kulit tangan kalian sendiri, “Kata Zulaiha. Yusuf segera masuk ke dalam, pada saat itulah para wanita tadi baru tersadar bahwa yang mereka kupas bukan buah yang dipegangnya tapi tangan mereka sendiri, darah bercucuran, suasana jadi panic, dengan tersipu malu mereka segera kembali pulang ke rumah masng-masing. Namun issu tentang Zulaiha dan Yusuf masih terus merebak ke seluruh penjuru. Para wanita masih mempergunjingkannya. Untuk menutupi rasa malunya maka Kitfir akhirnya memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Hal ini dilakukan secara terpaksa bahwa walaupun Yusuf benar dan Zulaiha salah namun Yusuf yang masuk penjara.
Pada suatu hari Nabo menceritakan mimpinya kepada Yusuf : “Aku bermimpi memeras anggur yang akan kujadikan khamar. “ Nabo minta Yusuf mengartikan mimpi itu, dengan tenang dan yakin Yusuf menerangkan arti mimpi Nabo : “Bergembiralah kau Nabo. Sebentar lagi kau akan dibebaskan dari penjara, kau akan diterima lagi sebagai kepala bagian minuman Raja karena tuduhan terhadapmu tidak terbukti. “Malhab menceritakan mimpinya dan meminta Yusuf mengartikannya : “AKu telah bermimpi membawa kue di atas kepalaku, ketika itulah seekor burung datang memakan kue itu. “Sayang sekali Malhab, kata Yusuf, “Kau akan mengalami nasib buruk, tuduhan terhadapmu terbukti : Raka akan menghukum kau sampai mati di tiang salib. Mayatmu akan dimakan burung buas mulai dari kepalamu.”
Beberapa hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti kebenarannya, Nabo dibebaskan dari tuduhan dan diperbolehkan bekerja di istana lagi, sedang Malhab dihukum mati karena terbukti kesalahannya hendak meracuni Raja. Sebelum keluar dari penjara, Yusuf telah berpesan kepada Nabo agar menyampaikan keadaannya di dalam penjara. Ia ingin raja meninjau kembali keputusannya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Justru Zulaihalah yang bersalah. Namun setan membuat Nabo jadi lupa sehingga Yusuf tetap berada di dalam penjara selama beberapa tahun lagi.
Raja kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf dipenjara dan minta Yusuf agar mau mengartikan mimpi tersebut. Yusuf bukan hanya bersedia mengartikan mimpi tersebut, ia malah menerangkan jalan keluar dari arti mimpi sang Raja itu. Berkata Yusuf : “Mesir akan mengalami masa subur selama tujuh tahun dan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun. “Oleh sebab itu, “sambung Yusuf, hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur harus disimpan baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Untuk persediaan tujuh tahun masa paceklik. “Nabo kembali menghadap Raja, setelah disampaikan arti mimpi itu sang Raja merasa senang. Disaat itulah Nabo menyampaikan pesan Yusuf agar sang Raja mau mengadili Yusuf dengan seadil-adilnya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Perkara Yusuf pun diselidiki dan setelah terbukti ia tidak bersalah sang raja membebaskannya dari penjara.
Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat, dijamu dengan makanan yang lezat-lezat, mereka juga diberi bekal pejalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap hendak pulang ke Palestina, Yusuf berkata kepada mereka : “Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnya Bunyamin) jika tidak kamu bawa lain kali kalian tidak kuperbolehkan masuk negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan disini. Mereka kaget mendengar ucapan sang menteri. Tak disangka sang menteri mengetahui bahwa mereka masih mempunyai saudara lagi yaitu Bunyamin.
“Bersumpalah atas Nama Tuhan, “Kata Nabi Ya’qub. “Bahwa kalian harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi sesuatu kalian harus membelanya sampai titik darah terakhir. “Mereka serentak menyatakan kesedihannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali. Demikianlah, untuk kali yang kedua mereka pergi ke Mesir. Yusuf sebenarnya tak kuat menahan diri begitu melihat saudara-saudaranya datang membawa Bunyamin. Ia ingin segera memeluk Bunyamin erat-erat karena sudah lama tidak bertemu dengan adik kandungnya itu. Namun untuk sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu bahwa ia adalah Yusuf yang pernah mereka masukkan ke dalam sumur. Ia mencari cara agar Bunyamin dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf kemudian meletakkan piala raja yang terbuat dari emas di karung Bunyamin.
Untuk sementara Yusuf membiarkan saudara-saudaranya berjalan ke luar kota. Namun tidak lama kemudian ia memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan saudara-saudaranya itu. Mereka terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti. “Raja kami kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya, siapa yang menemukan piala itu akan diberi hadiah gandum satu tunggangan unta. Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, “Kata saudara-saudara Yusuf. Dan kami bukanlah termasuk orang-orang yang mencuri. Para prajurit berkata : Apakah hukuman bagi orang yang melakukan pencurian itu ? Hukumannya adalah menjadi budak, itulah tebusan dari perbuatannya, jawab saudara-saudara Yusuf.
Prajurit itu kemudian menggeledah tiap karung dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka menemukannya di dalam karung Bunyamin, tanpa kompromi lagi, Bunyamin dibawa menghadap Menteri Perekonomian yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain diperbolehkan pulang. Yahudza tak ikut pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah berjanji melindungi Bunyamin dari segala marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bisa ia bawa pulang. Yahudza bersumpah tidak akan pulang sebelum membawa Bunyamin atau ayahnya sendiri memanggilnya pulang. Sementara itu Bunyamin gemetar saat dihadapkan kepada Menteri Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan pejabat tinggi di istana kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tap hal itu tak berlangsung lama karena Yusuf segera memeluknya dan mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri Ekonomi itu. Pertemuan kakak beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin menangis terisak-isak, ia segera menceritakan nasib ayahnya di Palestina. Betapa menderitanya sang ayah sejak ditinggal Yusuf setiap hari ayahnya menangis sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat lagi.
“Ayah kam sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf, terlebih setelah Bunyamin juga tak dapat kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas kasih Paduka agar mau membebaskan Bunyamin sehingga dapat mengurangi penderitaan ayah kami. Akhirnya Yusuf tak sampai hati mendengar penuturan saudara-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil tersenyum ia berkata : “Masih ingatkah kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian lemparkan ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya seorang diri seperti barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap tangisnya dan kalian terus saja pulang tanpa merasa bersalah. Mendengar ucapan sang menteri mereka terkejut, bagaimana menteri itu bisa mengetahu perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling pandang. Perlahan-lahan mereka mengamati wajah sang menteri. Senyumnya, wajahnya, bentuk tubuhnya dari atas hingga bawah, dan akhirnya hamper berbarengan mereka berucap : “Engkau Yusuf !”
“Benarlah ! “Jawab Yusuf, “akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin. Allah dengan Rahmat-Nya telah mengakhiri penderitaanku dan ujian berat yang telah kualami. Dan dengan rahmat-Nya pula kami dikaruniai rezeki berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barang siapa yang bersabar, bertakwa dan bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjaran-Nya. “Saudara-saudara Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu ? Terbayang kembali perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Mereka kuatir bila Yusuf membalas dendam. Tapi ternyata Yusuf bukanlah orang yang pendendam, mereka dimaafkan. Yusuf kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada saudara-saudaranya.
“Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah, insya Allah beliau dapat melihat kembali. Kemudia ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya. Aku sudah tak sabar untuk bertemu. “Demikianlah, setelah mereka datang di Palestina, baju gamis Yusuf segera diusapkan di kedua belah mata ayahnya, atas kehendak Allah Nabi Ya’qub yang buta bisa melihat kembali. Nabi ya’qub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi permintaan Yusuf. Kini lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul dengan seluruh keluarganya, Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tirinya) ke singgasananya. Apa yang pernah diimpikannya dul sekarang menjadi nyata.
Sumber dari : http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/
Sign up here with your email
1 komentar:
Write komentarSilahkan di share ya gan
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon