KONDISI JEMBATAN SUHAT MALANG TAMPAK DARI ATAS MELENGKUNG
Malang| Kondisi jembatan Soekarno-Hatta (Suhat) semakin hari semakin melengkung, bumi sudah mulai tidak bersahabat terhadap kegiatan manusia, mungkin bumi sudah mulai lelah menahan beban dosa para manusia, semakin hari semakin dekat hari akhir yang di janjikan Allah, jembatan yang sudah berumur 33 tahun
dikhawatirkan tak kuat lagi menahan beban ratusan kendaraan diatasnya. Dinas
Perhubungan (Dishub) Kota Malang akan segera melakukan rekayasa lalu lintas
(lalin) untuk mengurangi kekhawatiran tersebut.
Dengan rekayasa lalin tersebut diharapkan tidak lagi ada
kemacetan diatas jembatan Sukhat. Berdasar pengamatan Dishub, salah satu
penyebab terjadinya kemacetan yakni dengan dibukanya pintu gerbang Universitas
Brawijaya (UB). Letak pintu gerbang yang menghadap lurus jembatan. Menurut
penilaian Dishub, sejak dibukanya gerbang UB, arus kendaraan disekitar ujung
jembatan menjadi ruwet.
“Agar kendaraan tak berhenti di atas jembatan, kami akan
bahas rekayasa lalu lintasnya. Kami akan meminta saran dari berbagai perguruan
tinggi, termasuk UB,” ungkap Subari, Kepala Dishub Kota Malang, seperti yang
dikutip Malang Online.com dari harian Jawa Pos kemarin.
Subari mengatakan, hingga kini, pihaknya belum menemukan
solusinya. Pada pertengahan Mei lalu, terang Subari, Dishub sudah mendapat
surat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Dishub
diminta memindah traffic light yang sudah tidak berfungsi diperempatan jembatan
Sukhat. “Traffic light tersebut dipasang Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim. Kami
tidak punya kewenangan memindah traffic light,” imbuhnya.
Menurutnya dengan tingkat kemacetan yang tinggi sulit
mencari rekayasa lalin yang efektif . Disinggung mengenai penutupan gerbang
Sukhat, Subari tidak berani menjawab dengan tegas. Dia menganalisa, jika jalan
menuju UB ditutup, kemacetan akan beralih ke Jl. Mayjen Panjaitan. Sebab
kendaraan yang masuk UB harus belok kiri menuju jalan Mayjen Panjaitan, setelah
itu kendaraan putar balik. “Kendalanya, jalan sempit dan tidak ada area untuk
putar balik,” ujar Subari.
Sementara itu, Pembantu Rektor I UB, Bambang Suharto
mengatakan, UB siap menutup gerbang UB jika memang hal tersebut diperlukan
“Tapi harus ada surat resminya dari pihak terkait dulu, karena jika langsung
ditutup pasti banyak yang protes,” ucap Bambang.
Menurutnya, penutupan arus lalin gerbang UB yang berhadapan
langsung dengan jembatan Sukhat kurang efektif mengatasi kemacetan di atas
jembatan. Sebab pengendara kendaraan akan berputar balik untuk masuk ke UB.
Padahal, jalan di tempat tersebut tidak memungkinkan unrtuk putar balik.
“Jalanya terlalu sempit. Jadi pasti pengendara kesulitan untuk putar balik. Dan
ini akan menimbulkan kemacetan lagi,” tambah dia.
Namun pada dasarnya UB siap menutup jalan tersebut, jika
dianggap membahayakan pengguna jalan. Sebab hal tersebut menyangkut keselamatan
banyak orang “Pokoknya kami akan ikuti apa yang terbaik bagi masyarakat, “
imbuhnya.
Bambang menjelaskan, kemacetan diatas jembatan Sukhat
terjadi pada jam tertentu saja. Yakni pada waktu pagi orang berangkat kerja,
sekitar pukul 06.30 hingga pukul 07.30 Wib, pulang sekolah antara pukul 12.30
sampai pukul 13.30, dan jam pulang kerja antara pukul 16.00 hingga pukul 17.00
Wib.
Bambang kemudian memberi solusi, yakni dengan membangun fly
over, namun untuk membangunnya dibutuhkan dana yang cukup besar, “Tapi untuk
jangka panjang manfaatnya pasti besar untuk peningkatan sirkulasi ekonomi.”
Pungkas Bambang.
Sumber dari: http://malangonline.com/
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon